Gambar Sejarah Jepang Menjajah Indonesia
Menguasai Bahan Mentah dan Bahan Bakar
Jepang ingin menguasai sumber daya di Indonesia untuk kepentingan industri dan militer. Sebab, situasi Perang Dunia II membuat Jepang harus melakukan ekspansi ke berbagai penjuru Asia untuk kepentingan perang.
Dalam hal ini, wilayah yang kini disebut Indonesia tersebut dilirik oleh Jepang karena memiliki sumber kekayaan melimpah, sehingga mereka melakukan eksploitasi bahan mentah dan bahan bakar.
Bahkan, alasan Jepang mendaratkan serangannya ke wilayah Tarakan adalah karena kekayaan sumber daya alamnya, khususnya minyak bumi. Pada saat itu, Jepang membutuhkan jumlah minyak yang sangat besar untuk keperluan Perang Pasifik.
Belanda (1602-1942)
Negara yang pernah menjajah Indonesia selanjutnya adalah Belanda. Bahkan, penjajahan dilakukan selama 350 tahun dan menjadi penjajahan terlama di Indonesia.
Alasan utama penjajahan Belanda adalah untuk menguasai wilayah penghasil rempah-rempah. Belanda pun mengalahkan Portugis dan membangun bisnis di dalam negeri melalui perusahaan dagang mereka, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1602.
Belanda tidak hanya memanfaatkan Indonesia dengan menguasai sumber daya alam, namun juga sumber daya manusia untuk berperang. Salah satu kebijakan Belanda yang sangat membuat rakyat Indonesia menderita adalah cultuurstelsel atau sistem tanam paksa.
Kebijakan ini berisi aturan penguasaan tanah, pekerja, hingga hasil panen rakyat untuk Belanda. Tak heran, banyak bentuk perlawanan dari rakyat kepada para penjajah Belanda, namun kerap gagal.
Bahkan, dominasi Belanda di Indonesia bisa mengalahkan penjajah lain yang juga sempat datang ke Nusantara. Masa penjajahan Belanda baru berakhir setelah kalah dari Jepang dalam rangkaian Perang Dunia II. Jepang pun mengambil alih kekuasaan di Indonesia.
Negara yang pernah menjajah Indonesia lainnya, lanjut halaman dua...
Kronologi Awal Masuknya Jepang ke Indonesia
Berikut kronologi awal masuk Jepang ke Indonesia seperti dirangkum dari Modul Sejarah Kelas XI.
Lokasi Indonesia strategis
Secara geografis, Indonesia memiliki lokasi yang strategis. Dengan menguasai Indonesia, ini berarti Jepang dapat mengendalikan jalur pelayaran penting antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Lokasi yang strategis ini memberikan keuntungan besar bagi militer Jepang secara signifikan dalam menghadapi pasukan sekutu.
Latar belakang Jepang memasuki Indonesia
Setelah Fumimaro Konoe mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo mengambil alih kepemimpinan Jepang.
Para pejabat militer Jepang ragu-ragu untuk terlibat dalam perang multi-barisan sampai paruh kedua 1940.
Namun, mulai pertengahan 1941, mereka menyadari bahwa mereka perlu menghadapi Ameika Serikat (AS), Inggris, dan Belanda secara bersamaan jika ingin menguasai sumber daya alam Asia Tenggara.
Hal ini terutama terjadi setelah embargo AS terhadap minyak bumi yang sangat dibutuhkan oleh industri dan upaya perang Jepang.
Inilah yang menjadi latar belakang Jepang memasuki kawasan Asia Tenggara, tidak terkecuali Indonesia.
Setelah memasuki kawasan Asia Tenggara, Jepang kemudian juga berupaya merebut kendali atas negara-negara jajahan Barat.
Salah satu tujuan imperialisme Jepang adalah Indonesia yang kala itu berada di bawah jajahan Belanda.
Jepang mulai menjajah Indonesia pada 1942, setelah Belanda menyerah tanpa syarat. Kondisi ini mengharuskan pihak Belanda menyerahkan seluruh wilayah Indonesia atau yang dulu disebut Hindia Belanda kepada Jepang.
Momen Jepang menjajah Indonesia bertepatan dengan masa Perang Dunia II. Perang ini melibatkan dua aliansi besar, yaitu Blok Axis atau Poros yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang, serta Blok Sekutu yang mencakup Uni Soviet, Inggris, Perancis, Tiongkok, Belanda, Polandia, dan banyak negara lainnya.
Dalam hal ini, Belanda dan Jepang berada pada dua aliansi yang berbeda. Perang Dunia II ini yang juga menjadi salah satu pemicu terjadinya pendudukan Jepang yang terjadi selama 3,5 tahun di wilayah Hindia Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sebenarnya apa alasan Jepang datang ke Indonesia? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari arsip detikEdu.
Penindasan Jepang terhadap rakyat Indonesia
Jepang datang dengan membawa propaganda Gerakan Tiga A, yaitu Jepang Cahaya, Pemimpin, dan Pelindung Asia.
Selain itu, Jepang juga mengaku sebagai saudara tua dari Indonesia. Maksudnya, Jepang menganggap dirinya sebagai kakak atau pemimpin Asia dan setiap bangsa yang dijajah harus hormat terhadap mereka.
Hal ini dilakukan pihak Jepang dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dari rakyat pribumi.
Namun pada praktiknya, Jepang justru mengambil kebutuhan rakyat pibumi, seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian.
Tindakan ini tentu membuat rakyat pribumi sangat menderita dan hak mereka seakan telah dirampas begitu saja.
Lebih lanjut, kebijakan Jepang lainnya yang juga tidak kalah menyengsarakan adalah kebijakan kerja paksa atau romusha.
Tentara Jepang saat mendarat di Pulau Kalimantan.
Lewat kebijakan romusha, tentara Jepang memaksa rakyat pribumi, terutama petani untuk mengerjakan segala sesuatu yang mereka butuhkan.
Mulai dari terjun di medan pertempuran, membangun benteng, penjara, dan masih banyak lainnya.
Setiap hari, para pekerja paksa harus mengerjakan tugas-tugas berat yang bahkan jauh dari kata manusiawi.
Baca juga: Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu?
Sejarah Awal Mula Jepang Masuk ke Indonesia
Niat Jepang untuk menjajah wilayah Hindia Belanda diawali dengan serangan secara mendadak terhadap pangkalan angkatan laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di Hawaii pada 7 Desember 1941. Serangan ini menjadi bagian dari upaya Jepang untuk menunjukkan kedigdayaan dan membangun kekuasaan di wilayah Asia.
Pada saat itu, Amerika Serikat dinilai sebagai ancaman yang dapat mengganggu Jepang dalam melakukan ekspansi ke negara Asia. Maka dari itu, Jepang menyerangnya.
Setelah serangan Pearl Harbour, Jepang melakukan penyerbuan ke hampir seluruh wilayah Asia, termasuk Hindia Belanda. Penyerbuan ini dimulai pada 16 Desember 1941, dari wilayah Miri di Kalimantan Utara, ke wilayah Serawak, hingga wilayah Pontianak.
Kemudian pada 11 Januari 1942, Jepang berhasil menaklukkan wilayah Tarakan, Kalimantan Timur, sebagaimana dikutip dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia Kemendikbud.
Prancis (1806-1811)
Prancis menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia ketika VOC Belanda mengalami krisis. Hal ini membuat Prancis sempat menguasai Nusantara.
Raja Prancis Louis Napoleon pun menunjuk Marsekal Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1808.
Masa kepemimpinan Daendels sangat kejam sampai mendapat berbagai kecaman. Salah satunya membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan. Akhirnya, ia digantikan oleh Jan Williem Janssens.
Namun, masa penjajahan Prancis tidak lama. Sebab, para penjajah dari Inggris berhasil mengalahkan Prancis pada 1811. Prancis pun harus menyerahkan kekuasaan di Batavia kepada Inggris.
Inggris (1811-1816)
Ilustrasi. Inggris adalah salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia. (Wikipedia)
Setelah mengalahkan Prancis, Inggris menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia pada 1811-1816. Inggris melalui Stamford Raffles mulai menata Indonesia.
Inggris menghapus sistem monopoli perdagangan yang pernah diterapkan Belanda. Begitu juga dengan sistem tanam paksa dan menggunakan sistem yang lebih adil.
Raffles bahkan menunjuk bupati lokal menjadi bagian dari pemerintahan. Lalu melahirkan sistem sewa tanah. Selanjutnya, negara Eropa itu membagi kewilayahan di Pulau Jawa.
Namun, belum rampung penataan itu, Belanda kembali datang. Belanda yang berhasil mengalahkan Inggris akhirnya menguasai lagi Indonesia.
Ekspansi kekaisaran
Penjajahan Indonesia sejalan dengan ideologi ekspansionis Jepang yang dikenal sebagai "Kawasan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya." Jepang memang bermaksud menciptakan blok negara-negara Asia di bawah kepemimpinannya untuk melawan dominasi Barat.