White Label Produk Adalah
Kekurangan White Label
Berikut ini adalah kelemahan menggunakan white label:
Berbeda halnya dengan private label yang mengkhususkan perusahaan manufaktur memproduksi barang tertentu bagi perusahaan Anda, white label ini menyediakan barang untuk dijual kepada konsumen tanpa ada ketentuan khusus.
Artinya, misalkan Anda membeli produk dari perusahaan A yang memberikan layanan white label, maka produk tersebut juga dijual kepada pembeli lain dan berpotensi menjadi pesaing Anda.
Hampir sama dengan layanan private label, kelemahan white label juga tampak dari kualitas produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur. Anda tidak bisa melakukan permintaan spesifikasi barang karena tidak ada perjanjian khusus antara kedua belah pihak.
Anda harus bersiap jika produk yang dibeli tidak sesuai standar kualitas yang sudah ditetapkan perusahaan. Agar terhindar dari hal ini, pastikan lakukan pengecekan terlebih dahulu kepada beberapa supplier.
Produk sama dari perusahaan yang memberikan layanan white label menuntut Anda agar selalu kreatif dan inovatif. Kemasan dan merek yang Anda ciptakan harus unik, mudah dimengerti dan banyak dicari konsumen.
Anda harus membuat branding yang kuat agar produk disukai dan diterima masyarakat. Gunakan berbagai cara agar lebih banyak orang yang mengenal produk Anda meskipun produknya sama dengan penjual lain.
Resiko yang pasti terjadi saat Anda membeli produk dari layanan white label perusahaan adalah mudah dibandingkan dengan produk sejenis. Sebab, produk Anda bukanlah satu-satunya yang unik, karena sudah pasti dimiliki oleh penjual lainnya.
Namun, agar hal ini bisa dihindari, Anda bisa memberikan inovasi sebaik mungkin, sehingga produk terlihat eksklusif. Selain itu, cobalah menggiring masyarakat agar percaya bahwa produk Anda adalah yang asli dan pertama.
Produksi barang yang dibuat oleh perusahaan manufaktur dijual secara bebas, sehingga Anda tidak bisa melakukan permintaan tertentu. Produk dibuat secara masal. Jika Anda menginginkan produk eksklusif, Anda bisa mencari layanan private label.
Baca juga: Tips Memilih Warna Logo
Saat Anda mulai merintis bisnis dan tidak memiliki modal yang cukup, Anda bisa menggunakan white label agar usaha tetap berjalan tanpa harus repot melakukan produksi. Anda juga tidak memerlukan syarat dan ketentuan yang berbelit karena white label bisa dipakai oleh siapa saja.
Berbisnis dalam bidang apapun pasti membutuhkan kemampuan dan pengetahuan dari pelakunya. Anda harus mengenal berbagai macam istilah ekonomi yang paling umum agar bisa menjalankan bisnis dengan penuh persiapan.
Cara Kerja White Label
Cara kerja yang white label sangatlah sederhana dan memberikan banyak keuntungan bagi kedua belah pihak (perusahaan manufaktur maupun perusahaan Anda). Langkah-langkah yang harus Anda lakukan saat menggunakan white label adalah:
1. Melakukan survey terlebih dahulu ke beberapa supplier dengan kualitas dan harga yang sesuai.
Guna mendapatkan produk terbaik dan sesuai dengan standar kualitas jualan Anda, perlu adanya survey ke beberapa tempat. Anda harus sabar karena butuh meluangkan waktu yang tidak sebentar.
2. Anda langsung melakukan pembelian sejumlah produk yang diperlukan.
Pembelian bisa Anda lakukan secara langsung. Siapkan dana sesuai anggaran dan jumlah produk yang dibeli disesuaikan kebutuhan pasar.
3. Setelah barang diterima dengan ketentuan white label, maka Anda cukup membuat merek dagang yang diinginkan.
Membuat desain yang paling menarik untuk membantu meningkatkan branding Anda di pasaran. Anda bisa memanfaatkan jasa desain.
4. Produk siap dipasarkan ke konsumen
Setelah merek sudah siap, Anda hanya perlu memasarkan produk dengan memasang iklan yang menarik. Jika perlu, gunakan berbagai media sosial dan iklan berbayar.
Apa itu Produk White Label?
Produk white label adalah produk generik yang diproduksi secara massal kemudian disesuaikan sedikit (logo atau nama merek ditambahkan, misalnya) untuk beberapa merek. Produk white label dapat dipesan dalam jumlah besar, dikirim langsung, atau dicetak sesuai permintaan.
White labeling memungkinkan Anda dengan cepat mengembangkan bisnis di sekitar produk yang sudah ada. Anda dapat menambahkan sentuhan Anda sendiri melalui branding, webiste yang bagus, pengalaman belanja yang dipersonalisasi, dan kemasan yang unik.
Anda tidak perlu memiliki keterampilan kreatif atau pengalaman manufaktur untuk menjual produk white label.
White labeling mungkin merupakan pilihan yang bagus jika Anda:
Kelemahan dari produk white label adalah bahwa produk yang sama dapat dijual dengan berbagai nama merek yang berbeda, yang berarti Anda dapat dengan mudah tersesat dalam pengacakan.
Hampir semua pencarian di marketplace memberikan halaman produk yang identik dengan logo yang berbeda. Anda dapat memanfaatkan white labeling secara maksimal-dan menonjol dari merek lain-dengan berinvestasi pada kisah merek yang solid dan pengalaman pelanggan. Atau Anda bisa bersaing dalam hal harga atau opsi pengiriman.
Baca juga: Mau Buat Bisnis? Pelajari Cara Menghitung Modal Awal di Tahun Pertama
Kelebihan White Labeling
Ada beberapa manfaat produk white label untuk startup, pengusaha, atau pengecer yang ingin mengembangkan nama merek. white labeling memungkinkan Anda untuk:
Mulai menjual produk dengan cepat
Perusahaan white label akan melakukan semua produksi untuk Anda. Yang perlu Anda lakukan hanyalah membeli produk akhir dan menambahkan nama perusahaan Anda.
Tidak adanya merek dagang
White labeling dan private labeling adalah metode yang dipraktikkan oleh perusahaan bisnis-ke-bisnis (B2B). Ini berarti bahwa produsen tidak dapat mencantumkan merek dagang pada produk yang dijual dengan white label atau private label.
Pelanggan mungkin menyadari atau tidak menyadari bahwa produk white label atau private label yang mereka beli dari pengecer berasal dari perusahaan lain.
White labeling dan private labeling biasanya merupakan pilihan yang lebih murah daripada pelabelan merek untuk perusahaan yang ingin menjual produk baru.
Pelabelan merek mengacu pada sistem di mana perusahaan menjual produk mereka dengan nama dan merek perusahaan mereka, bukan nama dan merek pengecer mereka.
Karena pelabelan merek sering kali lebih mahal daripada white labeling atau private label, hal ini juga biasanya menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi konsumen.
Baca juga: Faktor yang Memengaruhi Manajemen Produksi: Pembahasan Lengkap
Itulah pembahasan lengkap mengenai white label. Produk white label dapat menguntungkan karena alasan yang sama dengan perusahaan lain: kesesuaian produk dengan pasar, kemampuan untuk mengarahkan lalu lintas, strategi penetapan harga yang tepat, dan manajemen keuangan bisnis yang efektif.
Lakukan perhitungan sebelum memulai bisnis apa pun. Apakah angka-angka Anda masuk akal? Cara berisiko rendah untuk memulai dengan white labeling adalah dengan melakukan print on demand atau dropshipping, karena tidak ada investasi besar dalam inventaris di muka.
Pastikan juga Anda mencatat setiap biaya yang Anda keluarkan dalam proses bisnis untuk mendapatkan informasi keuangan yang valid dan membantu Anda dalam mengambil keputusan penting.
Pastikan Anda menggunakan sistem pembukuan modern seperti software akuntansi Kledo sehingga meringankan beban kerja seperti memantau kesehatan keuangan dan transaksi dalam bisnis.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
8 tahun pengalaman di dunia digital marketing dan penulisan terkait bisnis, pemasaran, keuangan, dan akuntansi.
Latest posts by sugi priharto
White label merupakan strategi bisnis yang menawarkan peluang signifikan bagi perusahaan untuk memperluas lini produk mereka dengan cepat dan efisien. Melalui pendekatan ini, bisnis dapat memanfaatkan keahlian dan kapasitas produksi perusahaan lain sambil tetap membangun dan memperkuat merek mereka sendiri. Keuntungan utama dari white label terletak pada kemampuannya untuk mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk pengembangan produk, memungkinkan perusahaan untuk fokus pada aspek pemasaran dan layanan pelanggan.
Namun, seperti halnya setiap strategi bisnis, white label juga memiliki tantangan dan risiko tersendiri. Ketergantungan pada supplier, potensi kurangnya diferensiasi produk, dan kontrol terbatas atas kualitas produksi adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Keberhasilan implementasi white label sangat bergantung pada pemilihan supplier yang tepat, manajemen hubungan yang efektif, dan kemampuan untuk membangun identitas merek yang kuat di tengah persaingan.
Bagi perusahaan yang mempertimbangkan untuk mengadopsi strategi white label, penting untuk melakukan analisis mendalam terhadap pasar target, kapasitas internal, dan tujuan jangka panjang bisnis. Evaluasi yang cermat terhadap kesesuaian produk white label dengan visi dan misi perusahaan, serta pemahaman yang jelas tentang implikasi finansial dan operasional, adalah langkah krusial sebelum memulai.
Dalam era bisnis yang semakin kompetitif dan cepat berubah, white label menawarkan cara yang fleksibel dan efisien untuk berinovasi dan berkembang. Dengan perencanaan yang matang, eksekusi yang cermat, dan fokus yang konsisten pada kualitas dan kepuasan pelanggan, strategi white label dapat menjadi katalis yang kuat untuk pertumbuhan dan kesuksesan bisnis.
Akhirnya, keputusan untuk mengadopsi white label harus didasarkan pada pemahaman menyeluruh tentang dinamika pasar, kapabilitas perusahaan, dan visi jangka panjang. Dengan pendekatan yang tepat, white label dapat menjadi alat strategis yang berharga dalam arsenal bisnis modern, memungkinkan perusahaan untuk tetap kompetitif, responsif terhadap tren pasar, dan fokus pada apa yang mereka lakukan terbaik.
Pengertian White Label – Menjalankan suatu bisnis diperlukan sebuah kemampuan dan wawasan yang luas agar dapat berkembang dan sukses. Ada banyak istilah yang digunakan dalam dunia bisnis, salah satunya white label dan private label.
Merek sebuah produk belum tentu mencerminkan identitas dari perusahaan. Sebab, beberapa perusahaan memilih menggunakan white label agar tidak perlu repot-repot memproduksi barang. Jadi, Anda pun pasti sudah sangat sering menemukan produk merek sama tetapi kualitas berbeda.
White label ini bisa dipakai untuk Anda yang masih merintis bisnis. Anda cukup menemukan perusahaan yang tepat dan terpercaya agar bisa meneruskan bisnis dengan lancer. Agar lebi memahami istilah white label, simak ulasan berikut!
Beragam model bisnis yang tersedia bisa menjadi opsi bagi kita yang ingin memulai usaha dari nol. Salah satunya white label. Produk white label sendiri merupakan produk yang dijual kembali dari produsen oleh reseller, tetapi boleh menggunakan brand berbeda.
Berikut penjelasan lengkap tentang white label yang dapat menjadi pertimbangan Anda untuk memulai bisnis ini.
Jenis-jenis dan Contoh Produk White Label
Dalam buku Tehcnopreneurship: Inovasi Bisnis di Era Digital disebutkan bahwa model bisnis white label dapat diterapkan pada berbagai jenis produk seperti fashion dan perlengkapan rumah tangga. Berikut contohnya.
Tumblr minum banyak dijual dan dicari saat ini seiring meningkatnya kesadaran untuk mengurangi limbah plastik botol. Tumblr minum atau botol minum menjadi salah satu produk yang sering diperjualbelikan dengan model bisnis white label, karena produk ini kerap dijadikan merchandise oleh berbagai perusahaan dan instansi.
Aksesoris ponsel juga sering kali diperjualbelikan dengan model bisnis white label karena produksinya yang cenderung murah, tidak ada paten pembuatan produk seperti HP, dan mudah dikustomisasi atau disesuaikan dengan keinginan pelanggan.
Produk selanjutnya yang ramai dicari adalah produk kosmetik. Jenis produk kosmetik merupakan salah satu yang sering dijual melalui bisnis white model karena pasarnya yang luas dan sangat beragam. Banyak produsen kosmetik skala kecil yang kini memproduksi item yang sama dengan brandnya masing-masing.
Tas kain atau totebag menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini karena simpel, praktis, tampilan menarik, dan bisa dikustomisasi. Banyak perusahaan, organisasi, atau komunitas yang menjadikan totebag sebagai produk mereka dengan desainnya sendiri-sendiri, tapi bahannya hampir semua sama.
Selain produk yang dipakai, produk yang dikonsumsi juga ada yang diedarkan dengan model bisnis white label. Contohnya kopi. Produsen kopi mengedarkan produknya melalui reseller yang memasang nama brand masing-masing untuk kopi tersebut. Produk ini dikenal juga dengan istilah kopi custom-branded.
Minyak esensial banyak diproduksi secara mandiri dengan formula yang kurang lebih mirip satu sama lain. Biasanya spa atau salon memiliki brand minyak esensialnya sendiri dan dijual secara online untuk pelanggan yang pernah menggunakan jasa spa dan salon tersebut.
Investasi dan laba atas investasi
Jika peritel memutuskan untuk memesan jenis produk tertentu dari distributor, peritel tersebut kemungkinan akan membayar harga yang lebih tinggi daripada yang mereka bayarkan untuk produk generik yang sudah ada.
Hal ini dapat berarti bahwa produk dengan private label membutuhkan biaya lebih banyak untuk dibuat, dikembangkan, atau diproduksi. Namun, karena persaingan untuk produk berprivate label sering kali lebih sedikit, peritel yang menjual barang berprivate label dapat melihat laba atas investasi (ROI) yang lebih tinggi.
Baca juga: 10 Cara Branding Produk yang Sudah Terbukti dan Contohnya
Produk yang dijual melalui metode white labeling sering kali dapat mencapai pasar lebih cepat karena pengecer telah menyelesaikan proses hukum yang diperlukan untuk menjual barang-barang tersebut.
Misalnya, peritel mungkin sudah memiliki lisensi peraturan atau telah lulus persyaratan hukum yang diperlukan untuk menjalankan toko online.
Produk yang dijual melalui private labeling mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai pasar jika pengecer harus terlebih dahulu mendapatkan lisensi khusus atau menjalani proses hukum.
Contoh Produk White Label
Banyak perusahaan perangkat lunak menawarkan solusi white labeling yang dapat disesuaikan dan diganti namanya oleh bisnis lain. Misalnya, platform pemasaran email seperti Mailchimp dan Constant Contact menawarkan opsi white label, yang memungkinkan agensi untuk menyediakan layanan pemasaran email dengan nama perusahaan mereka sendiri.
Supermarket dan peritel kotak besar sering menjual produk white label, yang diproduksi oleh pemasok pihak ketiga dan dijual dengan merek supermarket itu sendiri. Misalnya, apakah Anda pernah melihat toko retail serupa dengan Indomaret atau Alfamart?
Produk konsumen ini berkisar dari makanan seperti makanan kaleng dan makanan ringan hingga produk rumah tangga seperti perlengkapan pembersih.
Perusahaan elektronik secara teratur memberi white label pada produk mereka untuk merek lain. Misalnya, produsen mungkin memproduksi smartphone atau tablet untuk perusahaan yang mengubah merek dan menjual perangkat tersebut sebagai milik mereka.
Banyak perusahaan hosting web menawarkan layanan hosting berwhite label. Hal ini memungkinkan retailer untuk menjual paket web hosting dengan nama merek mereka sendiri sementara perusahaan web hosting utama menyediakan infrastruktur dan dukungan hosting yang sebenarnya.
Baca juga: Publisitas: Pengertian, Manfaat, Karakteristik, Jenis, dan Contohnya